Journal Terbaik: Pamah Simelir Cottage!
Hari itu cuaca sedikit mendung ketika aku terbangun pukul 05.00. Tubuh masih terasa pegal setelah perjalanan panjang dari Banda Aceh ke Medan. Perut pun nyeri karena masih dalam masa menstruasi. Aku sempat enggan beranjak dari tempat tidur, tetapi akhirnya menyerah pada rasa kantuk yang begitu berat.
Pagi itu, di rumah Kak Sheila, kami sarapan dan bersiap-siap. Tidak ada pekerjaan rumah seperti mencuci piring atau menyapu halaman (hal yang biasanya kutemui saat menginap di rumah sahabat). Aku siap-siap untuk mandi pukul 07.00 karena antri, sementara suasana ruang tengah sudah cukup ramai.
Sekitar pukul 08.00, kami berangkat menuju Pamah setelah sempat berjalan-jalan ke danau kecil di kompleks rumah Kak Sheila. Suasananya asri dan indah, kami juga sempat memberi makan ikan. Perjalanan menuju Pamah cukup panjang dan melelahkan. Pinggangku terasa sakit karena harus duduk bersempitan, hal ini membuatku terus berharap bahwa mobil yang kunaiki bisa lebih cepat sampai ke Pamah.
Pamah Simelir Cottage
Sesampainya di lokasi, udara sejuk langsung menyambut. Tempat ini mengingatkanku pada Takengon dengan kesejukan yang menyerupai Puncak Gunung Bur Ni Telong. Dari semua tempat healing yang pernah kukunjungi di Medan, Pamah Simelir Cottage adalah yang paling kusukai. Suasananya benar-benar memberi rasa segar, meskipun aku tetap membawa “beban” berupa laporan keuangan yang tak kunjung kukirim karena jaringan seluler tidak mendukung, dan Wi-Fi yang tersedia pun sangat lambat.
Sore hari, suasana sempat riuh karena banyak rombongan yang menginap. Awalnya kami di Cottage atas, namun akhirnya dipindah ke cottage bawah yang lebih tenang. Malam harinya, selepas salat Magrib, acara bakar-bakar pun dimulai. Aku awalnya masih sibuk dengan laporan, tetapi akhirnya menyerah karena jaringan benar-benar tidak memungkinkan. Dengan sedikit rasa khawatir, aku turun bergabung.
Malam itu diisi dengan kebersamaan: bernyanyi, bercanda, dan makan bersama. Suasananya sederhana tetapi berkesan.
Outbound dan Penutup
Pagi berikutnya, udara Pamah terasa begitu dingin. Aku memilih duduk santai di depan cottage sambil menikmati cokelat, sebelum akhirnya bersiap untuk mengikuti kegiatan outbound. Agenda tersebut berlangsung meriah dan penuh tawa, meski tim kami harus menerima kekalahan. Namun, bukankah tujuan utamanya adalah kebersamaan dan keceriaan?
Perjalanan singkat ke Pamah Simelir Cottage meninggalkan banyak kesan. Bukan hanya tentang udara sejuk dan suasana alam yang indah, tetapi juga tentang kebersamaan, canda, dan momen-momen kecil yang tak terduga. Semoga suatu saat aku bisa kembali lagi ke sini, kali ini bersama sahabat-sahabat terdekat.
Selesai.



Bisa bisanya ada ceritanya tapi link nya gak di share hmmm
BalasHapushehe
Hapus