Sebuah Prosa tentang Kepercayaan

Catatan Pertengahan Tahun

...

Untuk 2019 dan segala momen yang pernah hadir hingga seperempat 2022. 

Terlalu banyak belajar, terlalu banyak mengejar, terlalu banyak terkejar, terlalu banyak juga retak tanpa takar.

"Ada tahap yang harus ditempuh untuk membangun hubungan yang didasari rasa percaya," ungkapnya pada senja sore itu. 

"Akan ada saatnya kita menemukan kebahagiaan diantara ribuan ketidakadilan," lanjutnya lagi masih dengan menatap utuh pada senja yang kian lama semakin tenggelam.

Hingga kemudian masa itu datang, ia pun pulang kembali pada ruang yang sempat disangka hilang. Semuanya akhirnya kembali utuh. Rumah yang dulunya punya dua pintu untuk bisa tinggal, kini hanya tinggal satu. Sebab yang satunya sudah dirusak dengan sengaja. 

Mereka yang sejak awal mengamati lantas mengatakan, "Pulanglah. Rumahmu sudah utuh. Tidak ada lagi kebingungan yang akan mendera akibat ada dua pintu. Berhentilah menangis, semua akan baik-baik saja. Kita lihat mereka  mencoba saja lagi."

Aku hanya terdiam. 

Nb: Kepercayaan yang penuh jika dipaksa retak, maka akan hilang dan enggan untuk kembali utuh lagi. Kadang manusia terlalu mengganggap remeh sebuah kepercayaan, namun ketika sudah hilang, baru ia paham... Betapa pentingnya rasa itu demi dirinya sendiri. 

Komentar

Postingan Populer