Cerpen Terbaik Oct 2025! Dari Tangan yang Tak Pernah Lelah by Insa

Dari Tangan yang Tak Pernah Lelah

by Insa

...


Pagi di kampung selalu dimulai dengan aroma kopi yang menenangkan. Kopi yang dikutip, di tumbuk, di jemur dan di gongseng sendiri dengan tangan Ibu. Namun bagiku, aroma itu lebih dari sekadar wangi, ia adalah tanda perjuangan Ibu.

Setiap subuh, sebelum matahari muncul, Ibu sudah bangun. Dengan tubuh mulai menua dan tangan yang terkadang gemetar, ia memanggul karung kecil berisi bibit kopi. Langkahnya pelan tapi pasti, menuruni jalan tanah yang dingin, menuju kebun di lereng bukit.

Aku sering melihatnya dari jendela, punggungnya sedikit bungkuk, tapi semangatnya selalu tegak.

“Ibu, kenapa nggak istirahat dulu? Badan Ibu kan sering sakit,” kataku suatu pagi.

Ibu hanya tersenyum, menyembunyikan rasa pegal yang mungkin sudah jadi teman sehari-harinya.

“Nak, kalau Ibu berhenti, siapa yang bakal nyiapin sekolahmu? Nanti kamu nggak bisa kejar cita-citamu.”

Ia bicara ringan, seolah tubuhnya tidak pernah mengeluh.

Tapi aku tahu setiap malam, Ibu sering memijat sendiri lengannya, menahan rasa nyeri di punggungnya. Kadang aku mendengar isak kecil di tengah malam, tapi esoknya ia tetap tersenyum seperti tak terjadi apa-apa.

Bertahun-tahun Ibu bertahan seperti itu. Di bawah terik, di tengah hujan, di antara kabut dan semak-semak.

Semua demi aku, anak perempuan satu-satunya yang ingin ia lihat sukses. Kini, aku sudah bekerja di kota. Tapi setiap kali aroma kopi tercium dari kedai yang kulalui, aku teringat tangan Ibu yang kasar tapi penuh cinta. Tangan yang menanam, memetik, dan mengeringkan biji kopi satu per satu dengan sabar.

Suatu hari nanti, aku ingin membalas semua lelahnya. Aku ingin membangun rumah kecil di tepi kebun kopi itu, tempat Ibu bisa beristirahat tanpa harus khawatir soal uang atau panen. Aku ingin melihat Ibu menikmati secangkir kopi, bukan lagi sebagai hasil kerja keras, tapi sebagai hadiah dari cinta dan perjuangannya sendiri.

Sampai hari itu tiba, aku hanya bisa berjanji dalam hati, 
Aku akan berjuang, Bu. Sama gigihnya seperti Ibu berjuang untukku.
.
.
.
Aaaaaa ini naskah lama banget gais, baru aku up sekarang hehe
Btw semoga kalian suka ya dengan cerpen-cerpen buatan aku. Jangan lupa komentarnya supaya aku bisa menulis lebih baik kedepanya hehe

Kalau kamu mau baca karyaku yang lain, klik link ini ya Klik disini!

Salam literasi!

Komentar

Postingan Populer